Senin 25/01/2021



Silaturahmi

Masih terkait cerita, banyak yang masih terlihat di sepanjang hidup, baik pribadi mau pun orang lain, mungkin saya sering jalan jalan, bisa disebut keluyuran. " Kenapa"?  saya sebagai orang tua dari peserta didik ingin mengetahui, apa yang di lakukan siswa di masa pandemi ini, setelah saya kunjungan ke salah satu rumah peserta didik dan kebetulan orang tuanya cukup kenal kami ngobrol sambil melihat keadaannya.

 

Hampir larut malam kami ngobrol, membicarakan tentang keluhan yang dihadapi semua wali murid, dan ini juga menjadi problem bagi sekolah,  terkait perpanjangan tatap muka, yang munkin akan berakibat menurunnya semangat orang tua untuk menyekolahkan anak anaknya, juga akan berpengaruh minat belajar pada peserta didik.

 

Tepat pukul 20.00 malam, dianggap obrolan  saya  sudah tersampaikan  sebagai perwakilan sekolah dan guru yang ada di daerah kami, saya pun berpamitan untuk menuju pulang, saya turun ke masyarakat  Sindangjaya, karena sering saya mendapati anak di usia sekolah sedang berbain di warung, pada nongkrong di warnet, apa yang mereka kerjakan saya juga kurang mengetahuinya, kemudian saya menyempatkan mampir di warung dan kebetulan di sampingnya adalah tempat warnet, untungnya  saya cukup mengenal yang punya warung  dan warnet, kemudian  saya ajak mereka ngbrol dan berkumpul sambil makan Mie rebus  di pinggir jalan, masing-masing dari mereka mengaku bersekolah di  SMP.

 

Salah milih nongkrong

Mereka bukan tidak sekolah, tapi mereka menghabiskan waktu bermain ketimbang belajar,  cukup beralasan bermain di waktu malam karena tidak belajar ke sekolah sehingga tidak harus bangun pagi, seharusnya, mereka belajar di rumah untuk menghindari kegiatan yang tidak memperhatikan protokol kesehatan, mereka sendiri berkerumun di tempat ramai tanpa masker.


Alasan atau ngelak

Alasannya klasik, dimasa pandemic, dan tidak sekolah, dan tidak harus bangun pagi,  walau tidur sampai larut malam, beberapa beralasan  untuk main game online di warnet jawab mereka dengan polos tampa harus di tutup tutupi.

 

Satu dari anak itu berbeda, ada juga yang ditinggalkan oleh ibunya sejak Kelas 2 SMP bersama 1 orang temannya, satu lagi ayahnya sudah meninggal, mereka mencari tambahan  untuk biaya sekolah sebagai penjaga warnet, sambil membatu beban  neneknya  sehari-hari.

 

Mengetuk hati

Saya mengajak mereka  menuju rumahnya, ternyata benar, ukuran rumahnya hanya 4x5  meter, di sana berjejer 2 anak  bersama neneknya, sang nenek merupakan istri dari pekerja serabutan yang sudah 10 tahun di tinggal almarhum suaminya.

 

Agar tidur mereka nyaman, saya meminta neneknya untuk membeli tempat tidur dan kasur, agar tidur mereka nyaman. Anak-anak itu tidak boleh lagi menjaga warnet samapai larut malam dan harus fokus belajar, dan saya membantu biaya sekolah mereka sampai selesai.


Komentar

  1. Sangat menyentuh dan menginspirasi apa yg telah dilakukan pak. Seng pijar pendidikan terus bersinar bg generasi kita..aamiin

    BalasHapus
  2. Lusr biasa kiprah Bpak, semoga menjadi ladang amal tuk dipetik di akhir nanti, aamiiin...

    BalasHapus
  3. Benar dengan silaturahmi mendapat banyak kejutan di luar sana yg tidak kita pikirkan.

    BalasHapus
  4. Luaaarrrr biasa...semoga membawa keberkahan bagi Bapak dan juga anak-anak itu...

    BalasHapus
  5. Alhamdulillah. Insya Allah kebaikan Bapak ini akan mendapat balasan kebaikan pula dari Allah SWT

    BalasHapus
  6. Semoga kebaikan telah dicatat dan dibalas dengan pahalanya oleh Allah. Aamiin

    BalasHapus
  7. Kisah yang menginspirasi kita semua tenta g kepedulian pada sesama.

    BalasHapus
  8. Jazakallah khairan katsira, semoga Alooh membalasnya dengan yang lebih baik. terima kasih pak ilmunya.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

MELINTAS Media literasi, Hadir Sebagai Bagian Pelengkap Dari KBMN

SMA PGRI Sindangsono Gelar Ujian Akhir, Siswa Kelas 12

Kebahagian Keluarga Kecil, Menguliahkan Anak Sampai Menyandang Gelar Serjana.