Ssnin 4/1/2021

Jejak langkah menuju suku baduy

Oleh : Marinan

 

    Langkah kaki masih terasa bersemangat untuk melangakah, meskipun dagangan napas tersengal - segal  kecapean, keringat terus membasahi badan. Sampai akhirnya saya memilih duduk, di sepotong kayu  yang tergeletak di pinggir jalan sambil mengatur napas dan menghilangkan rasa haus dan lelah.

 

     Sejak pagi, sampai terasa menyengat tubuh dan sekujur badan oleh panasnya mata hari yang muncul pas diatas kepala, Saya tetap berjalan menyusuri sudut jalan kampung  Baduy sambil melihat lihat hasil kerajinan tangan yang diguat suku baduy, dirasa cukup berjalan jalan saya memilh duduk di selasar rumah adat suku baduy sambil beristirahat memulikan tenaga untuk melanjutkan kembali perjalanan menuju kampung adat suku baduy ke 40 rumah.











        Kampung Cibeo desa ciloger adalah salah satu perkampungan  suku  Baduy luar, yang sangat memelihara adat istiadat setempat,

Misal,

1.          mereka sangat taat dengan aturan ketua    adat.

2.    Mereka sangat taat memelihara alam dalam bahasa Sundanya, gunung teu menang di lebur, wahangan teu menang di kotoran

3. Dan mereka juga sangat taat bagi anak gadisnya tidak boleh menikah dengan orang luar selain di jodohkan oleh orang tuanya dengan sesama suku Baduy, itu cerita singkat Mang sarta penduduk suku baduy.

 

       Mang Sarta  mengaku  semenjak sejak  kecil didik oleh adat Baduy  tuk mentaati budaya dan aturannya, dan Mang sarta juga  piawai membuat kerajinan, dan kerajinan yang sudah selesai dijual kepada pengunjung, kini keterampilan itu, Mang sarta terapkan untuk menghidupi diri dan keluarganya.

 

    Saya tawarkan Mang sarta,  agar mau beternak domba. biar Mang sarta bisa "nyandung", tetapi bukan nyandung untuk beristri dua, tetapi "nyandung pekerjaan" agar penghasilannya bisa bertambah.

 

    Tapi Mang sarta  hanya tersenyum, dalam adat Baduy, ternak bukan satu kewajiban tapi yang paling penting adalah berkebun, menata alam,itu untuk para lelakinya, kemudian

Saya tanya, yang dikerjakan  kaum hawa atau perempuan  apa?.. selain ikut suami kekebun, bertani ada juga membuat tenunan, untuk aneka bahan selendang, saming, baju dll.

 

        Selain itu  Mang sarta, jenleskan untuk para perempuan anak laki- laki atau perempuan kalau musim tani atau musim ngahuma semuanya ikut kehuma jawab Mang sarta, dengan bahasa Sunda campur indonesia.





Komentar

Postingan populer dari blog ini

MELINTAS Media literasi, Hadir Sebagai Bagian Pelengkap Dari KBMN

SMA PGRI Sindangsono Gelar Ujian Akhir, Siswa Kelas 12

Kebahagian Keluarga Kecil, Menguliahkan Anak Sampai Menyandang Gelar Serjana.